Sabtu, 09 Februari 2013

Pokok Pkok Ajaran Tasawuf

Tingkatan Kwalitas jiwa keimanan, yang
meliputi:
1. Maqom Taubat, yaitu meninggalkan
dan tidak mengulangi lagi perbuatan
dosa yang pernah dilakukan demi
menjunjung ajaran Allah dan
menyingkiri murka-Nya ( Imam al-
Ghozali).
2. Maqom Waro’, menahan diri untuk
tidak melakukan sesuatu, dalam
rangka menjunjung tinggi perintah
Allah, menurut Syaikh Ibrahim
Adham. Waro’ adalah
meninggalkan setiap yang syubhat
(tidak jelas halal atau haramnya),
Waro’ Lahiriyah: meninggalkan
seluruh perbuatan kecuali perbuatan
yang karena Allah, Waro’
Batiniyah: sikap hati yang tidak
menerima selain Allah
3. Maqom Zuhud, lepasnya pandangan
keduniawian dan usaha memperoleh
sebenarnya mampu untuk
memperolehnya.
4. Maqom Shobar, ketabahan dalam
menghadapi dorongan hawa nafsu
(Imam al-Ghozali), Syaikh Dzun
Nun al-Misri mengatakan: Shobar
adalah menjauhkan diri dari
perbuatan yang melanggar agama,
tabah dan tenang dalam menghadapi
cobaan, dan menampakkan hidup
lapang dalam mengalami
kemelaratan.
5. Maqom Faqir, Tenang dan tabah
diwaktu susah dan memprioritaskan
orang lain di kala sedang berada (
Syaikh Abu Hasan al-Nuruy).
Syaikh Ibrohim al-Khawwash,
mengatakan Faqir adalah selendang
orang-orang mulia, pakaian para
Rosul dan baju kurung kaum
Sholikhah.
6. Maqom Syukur, pengakuan terhadap
kenikmatan, tindakan badan untuk
mengabdi kepada Allah dan
ketetapan hati untuk selalu
menyingkiri yang haram, Syaikh
Abul Qasim mengatakan, “Hakikat
syukur adalah tidak menggunakan
kenikmatan untuk maksiat, tidak
segan-segan menggunakannya untuk
taat sedang batasan syukur adalah
mengetahui bahwa kenikmatan itu
datangnya dari Allah Ta’ala.
keduniawian dari seorang yang
7. Maqom Khauf, Rasa ketakutan
dalam menghadapi siksa Allah atau
tidak tercapainya kenikmatan dari
Allah, Syaik Abul Hasan al-Nury,
berpendapat “orang yang Khauf
adalah yang lari dalam ketakutan
dari Allah untuk menuju kepada
Allah”.
8. Maqom Roja’, Rasa gembira hati
karena mengetahui adanya
kemurahan dari dzat yang menjadi
tumpuan harapannya, Syaikh Abu
Ali, berkata: “Khauf dan Roja’
adalah ibarat dua belah sayap
burung, jika seimbang keduanya,
maka terbang nya burung menjadi
sempurna, jika kurang salah satunya,
maka terbangnya tidak sempurna,
dan jika hilang keduanya, maka
burung jatuh dan menemui
kematiannya.
9. Maqom Tawakal, sikap hati yang
bergantung pada Allah dalam
menghadapi sesuatu yang disukai,
dibenci, diharapkan atau ditakuti
kalau terjadi dan bukan
menggantungkannya pada suatu
sebab, sebab satu-satunya adalah
Allah(al-Muhasibi). Syaikh Sahl
berpendapat, “Jenjang pertama kali
dalam Tawakal adalah hendaknya
hamba dihadapan Allah bersikap
sebagaimana mayat dihadapanorangyang merawatnya, dibalik
kesana kemari diam saja.”
10. Maqom Rdho, Rasa puas hati dalam
menerima nasib yang pahit (Abul
Hassan al-Nuri), Rabi’ah Adawiyah
menjelaskan, sewaktu ditanya
bagaimana seorang hamba bisa
dikatakan Ridlo, Jawabnya: “Apabila
ia senang dalam menghadapi
musibah sebagaimana ia senang
dalam menerima nikmat. Syaikh
Yahya bin Mu’arif, ketika ditanya,
“Kapan seorang mencapai Maqom
Ridho?” beliau menjawab: “Jika
diberi mau menerima, jika ditolak ia
rela, jika ditinggalkan ia tetap
mengabdi dan jika diajak ia
menuruti.”

1 komentar:

Liburan murah ke Bali mengatakan...

sungguh artikel yang luar biasa
dengan belajar ilmu tasawuf , maka kita akan lebih mengenal kepada sang pencipta (Manunggaling kawula , manunggaling Gusti)